Lagi kau datang menghampiriku dengan wajah ditekuk. Padahal senja di luar sana begitu cantik tanpa mendung seperti yang kau suka. Ada tangis yang tersendat di kelopak matamu. Bibirmu bergetar tapi kau mencoba tetap tegar. Aku menghela nafas lelah. Ku tatap kau dengan pandangan iba. Biar ku tebak, lagi-lagi para lelaki itu menolakmu. Apa yang salah denganmu? Pikirku. Kau cantik, anggun dan begitu lembut. Hatimu demikian halus. Ah, aku tahu. Tuhan sedang melindungimu dari para lelaki itu dan menyiapkan seseorang yang terbaik untukmu. Tuhan menyiapkan seseorang yang paling pantas untuk mendampingimu karena kau istimewa, bisikku dalam hati. “Kemarilah...” ku rentangkan tanganku menyambutmu. Kau segera menghambur dan ku benamkan kau dalam tubuhku. Tangismu mulai meleleh. Tergugu kau dalam pelukkanku. “Apa yang salah denganku, Nila?” bisiknya dalam keterguguan. “Tidak ada.” Jawabku pendek. Ku hela nafas sejenak berharap kau tak mendengar tangis yang mulai mengisak di hatiku. “Percayal...