Skip to main content

You and Me are Our Memories

Tahukah kau bahwa bom waktu itu telah meledak ketika aku lengah?
Hah? masihkah kau tak mengerti?

Ya...ya...ya kau katakan bahwa kita masih punya satu kesempatan untuk bisa bersua.
Benarkah?
Untuk sekedar menjabat tangan, berpelukan, dan ku ucapkan sepatah kata padamu.

Aku tahu bahwa saat itu datang di waktu yang sangat tepat bagiku. Saat kekhwatiran datang menggelembung di benak ini. Nyatanya semua itu tak berarti apapun. Waktu masih berjalan dan kita masih bersama menyusuri rimba kota ini.
pada saat itulah aku berada dalam puncak kerapuhanku, saat arah yang harus ku tuju sudah jelas di depan mata, akan tetapi diri masih tertatih dan sulit berdiri,
Beringsut aku berdiri di kegelapan dalam papahanmu menuju cahaya yang ku yakini itu adalah tempat yang terbaik.
Meniti bait demi bait kepahitan mengubahnya menjadi manis yang begitu manis tak bisa terungkapkan.


Ketika aku telah bangkit dan mampu, bukan hanya untuk meniti jalan ini tapi berlari dan berjingkrak, akhirnya waktu itulah sampai pula. Waktu yang tak pernah terkira bagiku, yang akan mengukir rasa rindu yang tak terperikan.

"Aku percaya, Dia tak pernah bermaksud menoreh luka. Aku yakin bahwa Dia selalu menyisipkan banyak ilmu dan hikmah dalam pertemuan ini." begitulah gumammu. Aku pun percaya.

Seandainya aku boleh memaksa padaNya, untuk memberiku kesempatan kedua dalam hidupku kembali menjalani episode bersamamu. Tidak hanya menertawakan masalah ini bersama, tidak pula berbagi cara bagaimana menjadi dewasa dalam menyikapi kehidupan ini.

Tapi aku masih ingin belajar bagaimana kita memerankan teori yang telah kita ukir bukan hanya dalam miniatur kehidupan ini, tapi pada jagat raya ini.



Disini kita pernah bertemu
mencari warna seindah pelangi 
ketika kau mengulurkan tanganmu
membawaku ke daerah yang baru





Aku tak pernah tahu bahwa lagu yang pertama kali aku dengar saat kau mengundangku ke tempatmu itu adalah lagu yang akan menjadi latar kisah kita. Aku tak pernah tahu bahwa lagu yang membuatku jatuh hati saat pertama kali mendengarnya itu akan mewakili manis pahitnya sepotong episode yang kita perankan bersama.

Kenangan bersamamu
takkan ku lupa
walau badai datang melanda 
walau bercerai jasad dan nyawa

Comments