Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Wedding 'n Parenting

Telah Terlahir (kembali)...

Kini, aku tahu mengapa Adzan shubuh senantiasa membekas di hatiku. Aku tahu. Karena pagi ini adzan shubuh beriringan dengan jerit tangis pertama dari mulutmu. Barakallah, telah terlahir (kembali) aku untuk ketiga kalinya. Aku, kini menjadi seorang ibu… Malam itu sekitar pukul 21.30, seperti ada dentuman di perutku. Aku terperanjat dan melompat dari tempat tidurku. Suamiku yang telah tertidur lelap, tiba-tiba ikut terhenyak. “Pecah ketuban?” katanya. Matanya tampak merah karena kantuk. “Entahlah.” Jawabku tak mengerti. Tak lama, air mengalir seperti urin yang tak tertahan. “Sepertinya iya.” Jawabku tenang.  Suamiku gegas melompat dari tempat tidurnya. Ia mengambil handphone dan menelpon bidan mengabarkan keadaanku. “Segera bawa kemari.” Hanya itu yang diucapkan oleh bidan tempat aku periksa detik-detik mendekati persalinan. Aku sendiri masih tenang mengganti pakaianku dan sempat menyetrika jilbab yang akan ku kenakan meski air ketuban tak henti merembes. Setelah suamiku ...

Catatan Hati Ibu Hamil (Bukan CHSI)

Ceritanya mau mulai move on menulis lagi dan update blog yang udah nyaris setahun ditinggal. Ya, "nyaris" setahun. Cuma tinggal ngitung beberapa hari lagi genap setahun :p Yups, kali ini mau curcol dikit tentang kehamilan plus suka dukanya. Aiihhh, sebenarnya udah lama ingin juga curcol kehamilan saat baca "Surat Calon Mama untuk Dejan"-nya punya temen (dan tiba-tiba sok keren aja jadi silent reader gitu. hihihi), tapi kayaknya saking sudah terjerumusnya ke dalam "rasa malas". Akhirnya ditunda lagi ditunda lagi dengan alasan, ah mendingan masak aja buat buka puasa (saat itu bulan Ramadhan). kekeke... 37 minggu 4 hari genap usia kehamilan saya. Aih, padahal di bulan yang sama tahun kemarin saya belum ketemu sama sekali dengan suami, bahkan belum terbayang siapa yang akan jadi jodoh saya nantinya. Sekarang, udah harap-harap cemas aja nunggu si buah hati lahir. (nah kan kisah perjalanan bertemunya suami aja belum di setor di blog ini). ...

Sebait Doa Kecil

Malam belum begitu larut saat aku dan ibu duduk membisu di ruang tengah. Kebisingan datang dari televisi kami yang menyiarkan acara yang ibu sukai, sebuah sinetron yang entah akan dibawa kemana ujungnya. Namun kali ini ibu malah sibuk melipat baju-baju baru yang beliau dapatkan dari putri ketiganya. Aku menghela nafas perlahan. "Tahun ini aku masih mendapat jatah baju baru dari kakak. Malah ibu pun turut membelikan." Ujarku. Ku lempar sebuah senyum padanya. "Tahun depan giliran aku membelikan baju untuk para keponakanku." tambahku dengan tawa cekikikan kecil seperti biasanya. Aku menanti... Biasanya sebuah do'a akan meluncur untukku sesuai pernyataan yang aku ujarkan. Aku berharap ibu mendoakanku agar aku segera mendapatkan pekerjaan ditempat yang terbaik.

Sepotong Takdir

Waktu seolah membentang jarak Segala tanya berkecamuk di benak Akankah segala harap mungkin terwujud? Sedang gemericik rerindu gigil menusuk Cinta, bawalah sayap-sayapmu kemari Terbanglah dalam pelukan kasihNya Hanyutlah dalam mahabbah padaNya Tenangkan jiwa atas kehendakNya                                                                                                                     Ah... nyata...

Dandelion

Mentari semakin merunduk di ufuk barat, sisa cahayanya masih menelusup di Jendela Masjid. Shalat Ashar berjamaah yang diimami Ust. Dadan hampir berlalu satu jam yang lalu. Meski demikian seperti biasanya masjid ini selalu ramai oleh jamaah. Beberapa orang sedang shalat ashar, mungkin mereka masih memiliki urusan saat adzan berkumandang, beberapa orang sedang tilawah, dan tak jarang pula yang sedang melafalkan al ma’tsurat sore. Aku baru saja menyelesaikan do’a rabithah dalam al ma’tsuratku, ketika Hilya yang duduk di sampingku dengan penuh semangat tengah menyelami muraja’ah hafalan juz 30-nya di surat An Nazi’at. Aku memperhatikannya dengan seksama. Ia meniti tiap makharijul huruf dan tajwidnya dengan hati-hati. Wajahnya terlihat tenang dan bening seperti permata. Tak heran jika orangtua kami menyematkan nama itu baginya. “Fa’amma man khafa maa khooma rabbihi wannahannafsa ‘anil hawaa...” lirihnya. “Wa’ama man khafa maa khooma rabbihi wa nahannafsa ‘anil hawaa...” aku mengoreks...

Bagilah Bebanmu Denganku

Mataku masih enggan berpaling, lewat jendela kamar ku pandangi mentari yang mulai turun di ufuk barat. Lembayung senja mula merekah mengiringi kepergian mentari yang tampak lelah setelah bersinar seharian. Tapi tidak denganku, aku masih belum lelah, aku masih kuat untuk menampung bebanmu. Aku terlalu segar untuk pergi istirahat tanpa mendengar keluhmu dulu, tanpa memberimu bahu untuk membagi beban denganku. Bukankah kau pilih aku karena kau percaya padaku untuk mengatasi setiap permasalahan yang kita hadapi bersama-sama? Lantas kenapa kau masih diam membisu di sudut ruang kerjamu dengan kiloan beban yang memenuhi hati dan pikiranmu. Apakah kau tak percaya padaku? atau apakah kau tak mencintaiku lagi? Apa kau lelah mencintaiku? Matahari benar-benar telah tenggelam, seperti engkau yang tenggelam dalam duka dan bebanmu yang berkepanjangan. Adzan maghrib berkumandang bersahut-sahutan mulai dari Masjid Raya hingga mushola kecil di sudut komplek perumahan. Kau keluar dari ruang kerjamu de...

Pendidikan Agama Sejak Dini pada Anak-Anak

Hmmm... terinsipirasi dari komen-komenan di jejaring sosial dengan seorang teman yang saya pun tak kenal dia siapa. Jadi berkeinginan membuat postingan tentang pendidikan anak. (yaa... walaupun belum punya anak, tapi insya Allah sedikit banyaknya sudah belajar dari anak-anak sekitar saya.) Mungkin bahasan ini sudah tak asing lagi bagi kita, anak adalah generasi bangsa selanjutnya setelah kita-kita ini nanti uzur (kita??? lu aje kaleeee... ^^v). Kita pernah dengar istilah bahwa setiap bayi yang lahir itu suci seperti kertas kosong, maka orang tuanya yang membuatnya menjadi seperti apa yang dididikan orang tua padanya. Diluar negeri mungkin juga saat ini di negara kita juga, para orang tua sudah mencetak anak-anaknya akan diarahkan seperti apa kelak. Ada orang tua yang mengarahkan anaknya untuk jadi dokter, guru, seniman dan lain sebagainya. Para orang tua sibuk mengarahkannya dengan mengikutsertakan putra-putrinya les piano, biola, les privat dan lain sebagainya. Ditengah kesibukan...

Thusday, I'll be a mother

wah ini judulnya provokatif banget ya?? emang :p.. tar dulu deh, gak ngerti nih kok bisa, beneran hari kamis nanti bakal jadi ibu?maksudnya? emang hari kamis ia mau ngelahirin ya? kapan nikahnya? kapan hamilnya? kok tiba-tiba udah lahiran gitu aja? waduh, bukan gitu kali sob, eh... ato mau adopsi anak?? haduh apalagi itu, gak kepikiran deh... terus apa dong ia?? Gini fren, hari kamis entar saya dapat amanah buat jagain anak perempuan umur satu tahun. yah... katanya sih ibunya yang masih kakak sendiri itu bakalan sibuk dikantornya karna akhir bulan. masih keponakan dong ia?? ya gitu deh... sebenarnya ini bukan pertama kalinya saya jagain anak kecil, beberapa bulan yang lalu... berapa bulan ya?? lupa lagi, saya pernah di titipin bayi umur 10 bulan, sama kakak saya. "Titip ya dek, teteh mau pulang dulu." wedew nih si sistah seenaknya aja main nitip2, anak lagi -,-" yah sudahlah, mau tak mau ya harus mau >,< lagian kan ada ibu, dan dua kakak lain y...