Skip to main content

Analisis Hikmah dan Kemurahan Allah SWT pada Hari Kamis 26 Mei 2011




  • (Contoh Proposal Skripsi Universitas Kehidupan)

    A. Pendahuluan
    1. Latar Belakang Masalah
    Siapa yang tak kenal saya, seorang yang ambisius, idealis dan mudah stress apabila kenyataan tak sesuai dengan yang diharapkan. Terlebih apabila apa yang terjadi adalah atas kesalahan sendiri. Rasa menyesal berkelanjutan dan tak ada habisnya. Memaafkan diri sendiri bukanlah perkara yang mudah.
    2. Rumusan Masalah
    Dari penjelasan diatas, agar pembahasan diatas tidak melebar maka dikerucutkan kedalam dua pertanyaan dibawah ini.
    a. Apa saja hikmah yang di dapatkan dari sebuah kekecewaan?
    b. Bagaimana cara meraih keridhaan atas kehendakNya?
    3. Tujuan Penelitian
    Penelitian kecil ini bertujuan untuk
    a. Mendeskripsikan Hikmah hari ini
    b. Mencari ketenangan dengan ridha atas kehendakNya
    4. Metode Penelitian
    Penelitian ini tidak menggunakan pendekatan kualitatif ataupun kuantitatif yang sudah terkenal di dunia penelitian. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Tauhiid, yaitu metode yang menjadikan Allah satu-satunya tempat kita meminta. Kepasrahan total padaNya. (Semoga kita semua bisa membersihkan berhala-berhala lain dihati kita dan menjadikan Dia satu-satu tempat kita meminta. Aamiin)
    5. Manfaat Penelitian
    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada teman-teman yang sedang galau dan kecewa sehingga bisa lebih optimis dan tetap semangat.
    B. Landasan Teori
    * “karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah : 5-6)
    * Segalanya Indah saat Allah dihatimu (Devi Francinesia)
    * Indahnya saat rapuh, karena kesombongan akan hancur dan berganti menjadi kepasrahan total kepadaNya.
    * Setiap orang memiki masalahnya masing-masing, ingatlah ada hikmah dibaliknya, dan riyadhah menuju pendewasaan diri (Mme. Tri Indri Hardini)
    * Jangan takut dulu, tapi berusaha dulu (M. Kamaludin Martawidenda)
    * Hidup tak pernah luput dari masalah, bahkan masalah belum selesai saat kita masuk ke lubang 2x1 karena kita masih harus bertanggung jawab atas amalan kita di Dunia, itulah manusia dan kehidupan (Devi Francinesia)
    * Jangan pernah merasa diri lebih dari orang lain, jangan pula merasa rendah tetaplah jadi pribadi yang apa adanya (Mme. Dini Tri Hardini)
    * Dibalik kesulitan hari ini, Allah merencanakan kesuksesan untukmu di masa depan (Rima Trisnawati)
    C. Analisis Data
    Percayalah kawan, Allah tidak akan membiarkanmu berdiri sendiri meskipun masalah terkecil sekalipun yang kau hadapi. Dia ada untukmu, setiap saat setiap waktu. Mungkin masalahku tak sebesar masalah yang dihadapi orang lain. Tapi apapun itu setiap masalah pastilah telah diukur oleh Allah sesuai dengan kemampuan diri kita masing-masing. Dan setiap masalah pasti mengandung hikmah di dalamnya. “Saya akan berusaha untuk mendapatkan itu.” Azamku dalam hati. Harus, tak ada pilihan lain, jika tidak, say good bye untuk bulan april 2012. Keluarga saya tak boleh menunggu sampai bulan agustus tahun yang sama. Tidak! Bahkan untuk mengatakannya pun saya tak tega, Saya tak sanggup menerima kalimat pernyataan kekecewaan mereka. Saya tak siap untuk dibandingkan dengan orang lain lagi. Dan saya tak siap untuk mengundur target-target yang telah saya tetapkan. Itu pikirku.
    Berusaha untuk pasrah padaNya, meski hati kadang masih menyombong. Dalam kegalauan itu hatiku berkata “Allah, apapun kehendakMu, pastilah ini yang terbaik. Ridhakan saya atas ketetapanMu.”
    Sahabat tahukah kamu? Tidak berlebihan saat saya berkata, Dia tidak akan membiarkanmu berdiri sendiri. Dia ada untukmu, Dia Maha Melihat, dan Dia Maha Mendengar bisikan hatimu.
    Tuing…tuing… tumben saya buka Mushaf lagi di kampus. Tilawah, dengan maksud ingin menenangkan diri sebelum berikhtiar (sambil menunggu dosen yang dituju). Jreng…jreng… surat Maryam telah habis, memasuki surat Thaha, eng ing eng… bertemulah dengan ayat ini “ berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku,” (25-28)
    Rabb… terenyuh hatiku. Saya merasa seolah Kau berbicara langsung pada saya. Seakan kau mengatakan, bacalah do’a ini seperti saat Nabi Musa berdo’a untuk memudahkan urusannya. Hari sebelumnya pun Dia telah menghiburku, menguatkanku dan menyakinkan, jika banyak orang sukses yang tidak sukses, atau tidak mulus jalannya di bidang ini. So, ini bukan satu-satunya faktor menuju kesuksesan.
    Keputusan telah saya ambil. Setelah dipertimbangkan secara matang, saya siap untuk mundur, saya yakin itu yang terbaik. Toh, tak baik juga memaksakan suatu hal yang justru akan menyulitkan diri sendiri.
    *tarik nafas*
    Bismillah… Ikhtiar!Ya sebelum bertemu dengan yang dituju, saya turut serta teman-teman bertemu dosen yang satunya lagi. Masuklah ke ruangan itu, berharap mendapatkan masukan dan justru berubah ke harapan semula.
    Dan ternyata… jreng… jreng… Bu Dosen yang baik hati bersedia berbagi hikmah yang luar biasa, tentang perjuangan, keistiqamahan, pendidikan menuju kedewaasaan. kerja keras, kesabaran dan pilihan serta konsekuensinya.
    Allah… Saya semakin mantap dengan keputusanku. Bulat tekadku. Setelah ditambah bahwa ternyata saya juga telah kehabisan jatah jika harus tetap memaksa.
    Alhamdulillah…
    Temanku tiba-tiba berbisik “gimana cara menyampaikan ke keluarga?”
    Dezig… wew… Saya lupa satu hal, kakak saya? Keluarga saya? Bagaimana menyampaikan pada mereka. Yup… bagaimanapun juga saya harus menyampaikan segera lebih cepat lebih baik. Jika ditunda keadaannya akan semakin kacau. Pikirku. Tapi gak siap untuk meneleponnya.
    Hufftt… di angkot menuju perjalanan pulang aku mengabarkan kakakku bahwa saya akan menelponnya, entah kenapa Hape saya tiba-tiba error. Sungguh kepalaku berat memikirkan hal itu. Terlintas dipikiranku perkataan seorang teman, bertindaklah dewasa, tunjukkan kedewasaanmu saat menghadapi masalah. Yup, ini saat saya harus menunjukkan kedewasaan saya (secara udah kepala dua, kata si bapak juga), sampaikan dengan hati-hati dan jangan biarkan ada nada penyesalan dalam hatiku, apalagi nangis, haram hukumnya! (nanti gak lolos ujian kedewasaannya :D).
    Ting tong… akhirnya kakak saya (ini ni kakak tempat saya curhat akademik, yang paling ekstrim, paling statis, idealis dan… udah ah bisi ghibah :p) nelpon juga. Bismillah… kusampaikan, tanpa kuduga dan kukira…
    Ah… sekali lagi Allah menunjukkan kemurahanNya„,
    Kakakku yang kupikir akan marah dan menyalahkanku, tidak sama sekali, sekali lagi kawan, T-I-D-A-K…
    Justru beliau malah MENDUKUNG 100%
    Allah… hari ini Kau benar-benar menunjukkan kuasaMu…
    Seketika beban di kepala saya itu terangkat, terhapus kegalauanku menjadi kesejukan, dan lenyaplah segala kekhawatiran. Allah, ku azamkan dihati ini, aku harus menjawab pengertian mereka dengan keseriusanku. Bismillah.. aku bisa
    D. Kesimpulan
    Apapun masalahmu kawan, jangan pernah katakana “Allah, Masalahku begitu besarnya,” tapi katakanlah “Hai masalah, Allah Maha Besar…”
    Maaf rada lebay emang, semoga bermanfaat… ^_^
    #episoderinduproposalskripsi
    Dengan ini saya menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah benar saya yang membuat, tidak ada unsur plagiat di dalamnya.
  •  

    Comments