Skip to main content

Cacian? Ejekan? Siapa Takut !!!


Bismillah…
Sahabat sudah berapa kalikah kita mendapat teguran secara halus maupun terang-terangan yang intinya “Kok akhlak gak sesuai dengan penampilan ya?”. Atau “Kok kelakuannya gak menggambarkan kostumnya sih.” dan macam-macam lainnya. Terus karena kita tidak terima dengan kritik itu muncullah pembelaan, “haduh please deh, don’t judge the book by the cover.” Atau “Lha kan namanya juga manusia, wajar kan buat salah. Namanya juga lagi berproses.”
Terus setelah ngomong gitu nggak ada follow up dari kita, nggak ada usaha untuk memperbaikinya. Masih hanyut dan nyaman dengan kondisi seperti itu. Lantas waktu ada orang yang mengucapkan hal yang serupa maka muncul lagi pembelaan yang sama. Lho ?? terus dimana prosesnya dong  kalo gitu-gitu terus ?
Nah kalo gini ceritanya secara tidak langsung apa yang sebenarnya dalam pikiran kita dong, apa yang diharapkan jiwa kita dong ? menjadi manusia baik ? menjadi orang shalih atau shalihah ? hm… yuk ah mari kita jujur kedalam hati yang terdalam, kita mengaku pada diri sendiri (gak perlu ngaku ke orang lain, ngaku juga gak penting kalo cuma ingin dapet simpati hehehe). Sudah dapat jawabannya ? yup benar ! tepat sekali ! kalo kita terus-terusan begitu kita bukan ingin menjadi orang yang lebih baik dengan memperbaiki diri, tapi kita ingin menjadi orang yang dianggap baik oleh semua orang, kita ingin disebut sebagai orang shalih/ah.
Kita sering sekali dengar pernyataan bahwa “Kita jadikan kritik sebagai hal yang membangun.” Benar sekali pernyataan itu, atau “biarpun kritik itu menyakitkan pahit, tapi ini demi kebaikan.” Lha perntayaan ini lebih tepat gak ada yang salah. Terus yang salah sebelah mana? Sebelah mana ya?? *tengok kanan kiri*

Kenyataannya bahwa kita sering sakit hati dengan kritik yang kita dengar. Kita merasa terhempas dan terhina dengan kritikan itu. Hohoho... padahal tak ada yang mampu menghinakan atau memuliakan seseorang kecuali Allah SWT. Lantas? Ya seperti yang telah saya jelaskan diatas, kalau kita masih sakit hati, masih sedih saat orang mengkritik atau menghina dan lain sebagainya, berarti kita masih berharap pujian orang, masih “gila pujian”. Padahal pujian tidak akan pernah berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Tidak akan membuat yang miskin menjadi kaya, tidak akan membuat yang jelek menjadi cakep, dan yang jelas tidak akan pernah membuat orang menjadi mulia di sisi Allah maupun di mata manusia sekalipun.
Demikian dengan cacian, hal itu juga tidak akan berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Akan tetapi bagi orang-orang yang tertentu, maksudnya adalah orang-orang yang menjadikan cacian atau kritik sebagai bahan pembelajaran dari kesalahannya untuk lebih baik lagi, maka hal itu akan membuat dirinya menjadi insan yang lebih baik lagi.
Marilah kawan, kita jadikan kritik sebagai bahan perbaikan bagi diri kita.
Yuk teman, berani gak bilang, “Cacian, kritik, ejekan?? Siapa takut!!!”

Comments