Skip to main content

Mentari di Langit Desember

Mentari enggan muncul di langit desember. Angkasa tampak murung melukiskan kelabu. Butiran dingin selembut kapas turun melimpah ke bumi. Udara berhembus beku menusuk kulit. Musim dingin datang membawa sejuta mimpi, merangkai harapan, menoreh kerinduan yang menghujan dalam dada. Semangat berkobar hangat untuk merengkuhnya
Di belahan bumi yang lain, suhu tak sebeku dan sedingin disini. Matahari mulai merona di ufuk timur. Tak ada salju yang datang mengiringi, hanya ada tetesan gerimis lembut yang menyentuh dedaunan. Namun mimpi, harapan dan semangat tak pernah berbeda.
Ah lupakan…!!! semua terjadi lima tahun silam, semua mimpi dan harapan sebagian telah terwujud jadi nyata, sebagian lagi masih terukir dalam dada, entah kapan akan terwujud, tapi doa, ikhtiar dan tawakal juga tak boleh berhenti.
Juni, musim semi hampir berakhir. Musim panas hendak menyapa. Harapan kecil masih tergenggam dalam jemari rapuh. Tiga bulan silam, pada awal musim semi suatu janji telah terucap. Sebuah langkah menuju mimpi telah dipancangkan untuk hari ini. Bulan juni, benarkah rencana yang ditetapkan masa lampau itu akan tejadi saat ini…?? jikakah itu tidak mungkin untuk sekarang ini, masih ada musim lain, entah itu saat musim gugur, ataukah datang pada musim dingin, musim semi tahun depankah, musim panas tahun depan mungkin?? atau musim gugur tahun depannya lagi?? aku tidak tahu…

Comments