Skip to main content

Villa ini Bernama Rumah Singgah

Rumah ini terdiri dari tiga lantai, bentuknya ramping saja. Lantai bawah untuk dapur, tempat cuci dan segala keperluan lainnya, sedangkan lantai dua adalah klinik bersalin dan lantai teratas berisi ruang tamu, dua kamar mandi, mushola dan lima kamar tidur untuk pasien rawat inap penderita kanker rahim, baik serviks, ovarium dan apapun yang berhubungan dengan harta wanita itu.
Kami menyebutnya villa, karena rumah ini memang mirip seperti guesthouse bagiku. Yang paling ku suka dari tempat ini tentu balkon belakang lantai tiga. Dari sini kita dapat melihat rumah dokter pemilik rumah singgah ini, ya nama sebenarnya adalah rumah singgah, maksudnya adalah persinggahan bagi mereka yang sedang perawatan penyakitnya untuk di kemoterapi di tempat ini dan radioterapi di rumah sakit hasan sadikin setiap harinya, tentulah tempat ini lebih kondusif dibandingkan rumah sakit, lebih nyaman dan lebih segalanya untuk mereka yang sedang dirawat minimal satu bulan ini.
Kembali ke cerita tentang balkon ini. Sejujurnya saya tak pernah suka datang ke tempat ini, jauh dari keramaian dan kampusku, sulit kendaraan dan semacamnya. Namun rupanya selalu ada hikmah dibalik semua itu. Balkon belakang, adalah tempat yang paling saya sukai, meskipun saya sangat jarang sekali duduk disana.
Jika kau duduk disana kau akan disuguhi lukisan alam yang sangat cantik. Pegunungan berlapis pepohonan yang menghijau, saat mentari merona diwaktu fajar, dia berkilau seperti zamrud yang bersinar, saat mentari meninggalkannya diwaktu senja, dia sangat anggun seperti ratu dalam balutan gaun hijau. Dan apabila kabut menyelimutinya saat hujan turun, dia seperti pengantin dalam balutan gaun putih berenda-renda yang sangat cantik.
Dan kau tahu? merpati-merpati itu menari-nari di angkasa seperti balerina yang menyuguhkan keanggunannya diatas panggung kebesarannya.
Keindahannya yang ku ungkapan dengan kata-kata ini terlalu kerdil sebenarnya. Indah sekali, dan kau harus menyaksikannya sendiri...

Suka, ku suka, suka sekali...

Comments