Skip to main content

Sepasang Merpati

Terik mentari menambah panas otakku. Bagaimana tidak, aku sudah sangat telat untuk memenuhi janjiku pada kawanku yang telah menunggu lama untuk pergi ke suatu daerah bersama. Sedangkan angkot yang aku tumpangi yang biasa lewat fly over sekarang lewat bawah yang padat kendaraan dan membuat kendaraan terjebak macet.
“Bisa sampe jam berapa aku sampai disana” keluhku. hufft tak tega rasanya membayangkan wajah temanku yang membatalkan seminar agar bisa berangkat pagi bersamaku, namun ujung-ujungnya kami tetap akan berangkat tengah hari. Aku menyeka peluh di keningku, menarik nafas, mencoba menurunkan emosiku yang sudah meluap-luap. Meredakan kekesalan ini sambil menatap ke sekeliling jalan berharap jalanan lengang dan angkutan umum yang aku tumpangi bisa melenggang sempurna. Sia-sia! jalanan masih padat dan angkot yang aku tumpangi masih berjalan merayap seperti kura-kura yang kekenyangan. Emosiku mereda saat kulihat seorang pedagang menjajakan barang dagangannya di trotoar, merpati. Ya, laki-laki itu membawa beberapa ekor merpati di disangkar yang cukup besar. Ditangan kananya terdapat seekor merpati betina, sedangkan ditangannya kirinya, memegang seekor merpati jantan. Sesekali dia lepaskan sang merpati jantan ke tanah, lantas sang merpati kembali terbang ke udara menghampiri si betina. Begitu dan begitu lagi, sesekali si jantan terbang lebih jauh, namun pada akhirnya si jantan tetap kembali pada si betina. Ah… subhanallah…
Aku terhipnotis dengan adegan sederhana itu. Ya, Merpati merupakan salah satu burung yang cantik, anggun dan mempesona. Merpati mempesona karna kesetiaan dan keromantisan. Aku mengerti, mengapa kota Paris itu romantis, itu karna terdapat merpati yang terbang bebas di tamannya. Atau mengapa kota Milan begitu mempesona? Benar, karena terdapat banyak merpati yang terbang anggun disana…





Comments